Sebenarnya tidak perlu dibujuk pun dia akan tidur dengan sendirinya, hanya saja kali ini lain, dia begitu gandrung memainkan tutup kotak kue yang didapatnya di keranjang piring.
Begitu riang dia memainkannya dengan cara dikipas-kipaskan, sesebentar kipas Abahnya lalu berpindah ke Ummahnya, lalu dia mondar-mandir dari kamar ke ruang depan sambil terus mengipas-ngipaskan benda itu. Lama dia larut dengannya.
Walau raut wajah sudah menampakkan kantuk dia tetap memainkannya, meski sudah mulai menggerutu dan sedikit rewel karena menahan kantuk.
Saya membujuk untuk tidur namun dia tetep bersikukuh dengan mainannya, lama saya dan Abahnya membujuk meminta agar mainannya disimpan dulu hingga akhirnya dia mau melepaskannya..
Sebenarnya bisa saja kami merampasnya dan memaksa agar dia tidur tapi kami masih menahan agar dia mau berbaring dengan sendirinya dan menyerahkan mainannya dengan sukarela. Kami tidak ingin agar dia merasa ditekan, merasa bahwa orang tuanya otoriter dan merasa bahwa merampas itu sesuatu yang diperbolehkan. Butuh kesabaran memang hanya saja saya menjadikan kegiatan mengasuh anak itu sebagai hiburan agar ringan melakukannya dan tidak merasa bahwa anak adalah beban..
Mungkin juga latar belakang trauma atas pola didik yang saya dapatkan menjadikan saya terus belajar dan bersemangat untuk mendidik Ibrohim dengan baik.
Semoga kami mampu menjadi orang tua dan contoh yang baik untuknya. Semoga kelak jadi anak sholeh. Aamiin
#senyum